Membuat Fungsi Terbilang dengan VBA - Macro

Ini salah satu cara bagaimana menerjemahkan angka ke dalam kata-kata dengan Visual Basic for Application dan nantinya akan dikenali sebagai macro. Fungsi dalam list program yang dipakai nantinya sebenarnya dapat digunakan pada aplikasi MS Office atau aplikasi Visual Basic lainnya namun pada bahasan ini dibatasi pada penggunaan dalam aplikasi MS Excel karena keterbatasan pengetahuan saya. Bagi yang sudah terbiasa pada penggunaan Visual Basic Editor pada MS Excel dapat langsung ke bagian list program.
Fungsi tersebut akan berguna:
• Menerjemahkan angka ke dalam kata-kata sampai dengan 15 digit termasuk nilai desimal (ratusan trilian apabila tanpa nilai desimal). Angka 15 digit ini merupakan nilai yang dapat ditampung MS Excel sebelum dirubah ke nilai exponen.
• Desimal yang diterjemahkan sampai dengan dua angka dibelakang koma.
• Mengenal 4 Style, yaitu cara penulisan huruf besar/kecil-nya.
• Bebas menggunakan satuan yang diinginkan.
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
• Buka aplikasi MS Excel, apabila secara otomatis tidak muncul workbook baru (atau Book 1) maka bukalah Workbook baru dari File > New… (Ctrl+N);
• Pada workbook baru pada sheet mana saja pilihlah Tools > Macro > Visual Basic Editor atau dengan shortcut Alt+F11.
• Setelah itu akan muncul window baru bertitle Microsoft Visual Basic. Setelah itu, pilih Insert > Module. Pada Module 1 yang baru dibuat, letakkan kursor pada bagian Code. Apabila belum muncul atau beralih ke bagian tersebut pilih View > Code (F7).
• Pada lembar kosong tersebut copy paste-kan list program dibawah ini

'Fungsi Terbilang dengan VBA untuk MS Office
'Fungsi penterjemahan masing-masing angka
Private Function KeKata(Nomor)
TrjKata = Array("", "satu", "dua", "tiga", "empat", "lima", "enam", "tujuh", "delapan", "sembilan")
KeKata = TrjKata(Nomor)
End Function

'Mulai penulisan Fungsi Terbilang
Public Function terbilang(Nilai_Angka, Optional Style = 4, Optional Satuan = "")
Angka = Fix(Abs(Nilai_Angka))
'Desimal dibelakang koma
des1 = Mid(Abs(Nilai_Angka), Len(Angka) + 2, 1)
des2 = Mid(Abs(Nilai_Angka), Len(Angka) + 3, 1)

If des2 = "" Then
If des1 = "" Or des1 = "0" Then
Koma = ""
Else
Koma = " koma " & KeKata(des1)
End If
ElseIf des2 = "0" Then
If des1 = "0" Then
Koma = ""
ElseIf des1 = "1" Then
Koma = " koma sepuluh"
Else
Koma = " koma " & KeKata(des1) & " puluh"
End If
Else
If des1 = "0" Then
Koma = " koma nol " & KeKata(des2)
ElseIf des1 = "1" Then
If des2 = "1" Then
Koma = " koma sebelas"
Else
Koma = " koma " & KeKata(des2) & " belas"
End If
Else
Koma = " koma " & KeKata(des1) & " puluh " & KeKata(des2)
End If
End If
'Misahin Angka
No1 = Left(Right(Angka, 1), 1)
No2 = Left(Right(Angka, 2), 1)
No3 = Left(Right(Angka, 3), 1)
No4 = Left(Right(Angka, 4), 1)
No5 = Left(Right(Angka, 5), 1)
No6 = Left(Right(Angka, 6), 1)
No7 = Left(Right(Angka, 7), 1)
No8 = Left(Right(Angka, 8), 1)
No9 = Left(Right(Angka, 9), 1)
No10 = Left(Right(Angka, 10), 1)
No11 = Left(Right(Angka, 11), 1)
No12 = Left(Right(Angka, 12), 1)
No13 = Left(Right(Angka, 13), 1)
No14 = Left(Right(Angka, 14), 1)
No15 = Left(Right(Angka, 15), 1)
'Satuan
If Len(Angka) >= 1 Then
If Len(Angka) = 1 And No1 = 1 Then
Nomor1 = "satu"
ElseIf Len(Angka) = 1 And No1 = 0 Then
Nomor1 = "Nol"
ElseIf No2 = "1" Then
If No1 = "1" Then
Nomor1 = "sebelas"
ElseIf No1 = "0" Then
Nomor1 = "sepuluh"
Else
Nomor1 = KeKata(No1) & " belas"
End If

Else
Nomor1 = KeKata(No1)
End If
Else
Nomor1 = ""
End If

'Puluhan
If Len(Angka) >= 2 Then
If No2 = 1 Or No2 = "0" Then
Nomor2 = ""
Else
Nomor2 = KeKata(No2) & " puluh "
End If
Else
Nomor2 = ""
End If
'Ratusan
If Len(Angka) >= 3 Then
If No3 = "1" Then
Nomor3 = "seratus "
ElseIf No3 = "0" Then
Nomor3 = ""
Else
Nomor3 = KeKata(No3) & " ratus "
End If
Else
Nomor3 = ""
End If
'Ribuan
If Len(Angka) >= 4 Then
If No6 = "0" And No5 = "0" And No4 = "0" Then
Nomor4 = ""
ElseIf (No4 = "1" And Len(Angka) = 4) Or (No6 = "0" And No5 = "0" And No4 = "1") Then
Nomor4 = "seribu "
ElseIf No5 = "1" Then
If No4 = "1" Then
Nomor4 = "sebelas ribu "
ElseIf No4 = "0" Then
Nomor4 = "sepuluh ribu "
Else
Nomor4 = KeKata(No4) & " belas ribu "
End If

Else
Nomor4 = KeKata(No4) & " ribu "
End If
Else
Nomor4 = ""
End If
'Puluhan ribu
If Len(Angka) >= 5 Then
If No5 = "1" Or No5 = "0" Then
Nomor5 = ""
Else
Nomor5 = KeKata(No5) & " puluh "
End If
Else
Nomor5 = ""
End If
'Ratusan Ribu
If Len(Angka) >= 6 Then
If No6 = "1" Then
Nomor6 = "seratus "
ElseIf No6 = "0" Then
Nomor6 = ""
Else
Nomor6 = KeKata(No6) & " ratus "
End If
Else
Nomor6 = ""
End If
'Jutaan
If Len(Angka) >= 7 Then
If No9 = "0" And No8 = "0" And No7 = "0" Then
Nomor7 = ""
ElseIf No7 = "1" And Len(Angka) = 7 Then
Nomor7 = "satu juta "
ElseIf No8 = "1" Then
If No7 = "1" Then
Nomor7 = "sebelas juta "
ElseIf No7 = "0" Then
Nomor7 = "sepuluh juta "
Else
Nomor7 = KeKata(No7) & " belas juta "
End If

Else
Nomor7 = KeKata(No7) & " juta "
End If
Else
Nomor7 = ""
End If
'Puluhan juta
If Len(Angka) >= 8 Then
If No8 = "1" Or No8 = "0" Then
Nomor8 = ""
Else
Nomor8 = KeKata(No8) & " puluh "
End If
Else
Nomor8 = ""
End If
'Ratusan juta
If Len(Angka) >= 9 Then
If No9 = "1" Then
Nomor9 = "seratus "
ElseIf No9 = "0" Then
Nomor9 = ""
Else
Nomor9 = KeKata(No9) & " ratus "
End If
Else
Nomor9 = ""
End If
'Milyar
If Len(Angka) >= 10 Then
If No12 = "0" And No11 = "0" And No10 = "0" Then
Nomor10 = ""
ElseIf No10 = "1" And Len(Angka) = 10 Then
Nomor10 = "satu milyar "
ElseIf No11 = "1" Then
If No10 = "1" Then
Nomor10 = "sebelas milyar "
ElseIf No10 = "0" Then
Nomor10 = "sepuluh milyar "
Else
Nomor10 = KeKata(No10) & " belas milyar "
End If

Else
Nomor10 = KeKata(No10) & " milyar "
End If
Else
Nomor10 = ""
End If
'Puluhan Milyar
If Len(Angka) >= 11 Then
If No11 = "1" Or No11 = "0" Then
Nomor11 = ""
Else
Nomor11 = KeKata(No11) & " puluh "
End If
Else
Nomor11 = ""
End If
'Ratusan Milyar
If Len(Angka) >= 12 Then
If No12 = "1" Then
Nomor12 = "seratus "
ElseIf No12 = "0" Then
Nomor12 = ""
Else
Nomor12 = KeKata(No12) & " ratus "
End If
Else
Nomor12 = ""
End If
'Triliun
If Len(Angka) >= 13 Then
If No15 = "0" And No14 = "0" And No13 = "0" Then
Nomor13 = ""
ElseIf No13 = "1" And Len(Angka) = 13 Then
Nomor13 = "satu triliun "
ElseIf No14 = "1" Then
If No13 = "1" Then
Nomor13 = "sebelas triliun "
ElseIf No13 = "0" Then
Nomor13 = "sepuluh triliun "
Else
Nomor13 = KeKata(No13) & " belas triliun "
End If

Else
Nomor13 = KeKata(No13) & " triliun "
End If
Else
Nomor13 = ""
End If
'Puluhan triliun
If Len(Angka) >= 14 Then
If No14 = "1" Or No14 = "0" Then
Nomor14 = ""
Else
Nomor14 = KeKata(No14) & " puluh "
End If
Else
Nomor14 = ""
End If
'Ratusan triliun
If Len(Angka) >= 15 Then
If No15 = "1" Then
Nomor15 = "seratus "
ElseIf No15 = "0" Then
Nomor15 = ""
Else
Nomor15 = KeKata(No15) & " ratus "
End If
Else
Nomor15 = ""
End If

If Len(Angka) > 15 Then
bilang = "Digit Angka Terlalu Banyak"
Else
If IsNull(Nilai_Angka) Then
bilang = ""
ElseIf Nilai_Angka < 0 Then bilang = "minus " & Trim(Nomor15 & Nomor14 & Nomor13 & Nomor12 & Nomor11 & Nomor10 & Nomor9 & Nomor8 & Nomor7 _ & Nomor6 & Nomor5 & Nomor4 & Nomor3 & Nomor2 & Nomor1 & Koma & " " & Satuan) Else bilang = Trim(Nomor15 & Nomor14 & Nomor13 & Nomor12 & Nomor11 & Nomor10 & Nomor9 & Nomor8 & Nomor7 _ & Nomor6 & Nomor5 & Nomor4 & Nomor3 & Nomor2 & Nomor1 & Koma & " " & Satuan) End If End If If Style = 4 Then terbilang = StrConv(Left(bilang, 1), 1) & StrConv(Mid(bilang, 2, 1000), 2) Else terbilang = StrConv(bilang, Style) End If terbilang = Replace(terbilang, " ", " ", 1, 1000, vbTextCompare) End Function • Setelah Anda selesai mengcopy pilih File > Close and Return to Microsoft Excel untuk kembali ke workbook MS Excel.
• Simpan workbook tersebut, namai misalnya terbilang.xls.
• Sekarang Anda dapat mencoba fungsi tersebut dalam sheet mana saja dalam workbook tersebut. Misalnya Anda ketikan pada cell A1 angka berapa saja. Pilih cell yang akan menampung terjemahan kata-katanya, misalnya di A2.
• Pilih Insert > Function…, maka akan muncul dialog box daftar fungsi di MS Excel.
• Dari daftar dalam Function category, pilihlah User Defined, sehingga dalam daftar di Function name muncul nama fungsi terbilang, pilih fungsi tersebut kemudian klik OK, sehingga muncul dialog box
• Isilah dialog box di atas dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai_Angka
Isilah dengan angka yang akan diterjemahkan, atau isi dengan nama cell yang berisi angka yang akan diterjemahkan, misalnya A1.
Style
Isi dengan kode 1 sampai dengan 4 untuk menentukan cara penulisannya.
1: Teks terbilang ditulis dengan huruf besar (kapital) semua (uppercase);
2: Teks terbilang ditulis dengan huruf kecil semua (lowercase);
3: Teks terbilang ditulis dengan huruf besar pada awal kata saja (title case);
4: Teks terbilang ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama saja (sentence case).
Isian style sifatnya optional, apabila tidak diisi maka defaultnya 4 (sentence case).
Satuan
Isi dengan satuan untuk teks terbilang, misalnya rupiah, unit atau buah. Isian satuan sifatnya optional, apabila dikosongkan maka teks terbilang ditulis tanpa satuan tertentu.
• Anda juga dapat langsung menggunakan fungsi terbilang secara langsung pada cell dengan formula:
=terbilang(Nilai_Angka;Style;”Satuan”)
Penjelasan lihat di atas. Perlu diperhatikan bahwa penulisan satuan ditulis dengan cara diapit tanda petik(”).
• Sekarang Anda tutup workbook tersebut. Coba buka kembali workbook tersebut, maka akan muncul peringatan seperti. Untuk dapat menggunakan fungsi terbilang diatas Anda harus memilih Enable Macros setiap kali Anda menggunakan
Pada tahapan ini Anda dapat menggunakan fungsi terbilang pada cell dan worksheet mana saja tetapi terbatas pada workbook tersebut. Setiap kali Anda membuat file MS Excel dan memerlukan fungsi terbilang Anda harus mengulangi langkah-langkah di atas atau Anda menyimpan dengan nama atau lokasi yang berbeda dengan cara File > Save As…
Ada cara lain agar setiap kali membuat file/workbook baru, Anda langsung dapat menggunakan fungsi terbilang. Langkah-langkahnya:
• Buka file yang Anda simpan di atas yang berekstensi xls. Kemudian pilih File > Save As.. Kemudian pada isian File name isi dengan nama file, misalnya terbilang. Pada isian Save as type pilih Microsoft Excel Add-In (*.xla).Secara default folder yang terbuka untuk menyimpan file type Add-In ini berada pada C:WINDOWS\Aplication Data\Microsoft\AddIns, sebaiknya Anda menyimpannya pada folder ini, meskipun Anda dapat menentukan lokasi lain. Nantinya file yang disimpan berekstensi xla.
• Setelah Anda menyimpannya, tutup MS Excel. Buka kembali dengan workbook baru.
• Pada workbook baru tersebut pilih Tools > Add-Ins… Muncul dialog box, Klik Browse… maka secara default Anda dihadapkan pada isi folder AddIns seperti disebut pada point 1, kemudian pilih file Add-In terbilang tersebut. Maka fungsi terbilang akan masuk list pada Add-Ins available seperti pada Gambar 7. Pastikan Anda beri tanda check. Kemudian klik OK.
• Pada workbook baru ini, Anda sudah dapat menggunakan fungsi terbilang, begitu pula saat Anda nanti membuat file/workbook baru.
• Anda dapat menonaktifkan Add-In ini dengan menghilangkan tanda check seperti tersbut di atas.

Read Users' Comments (1)komentar

Membuat Macro dalam Excel

Macro di Dalam Excel

Macro di dalam Excel adalah procedure di dalam VBA project (Microsoft Visual Basic) yang dapat dibuat oleh kita, baik dengan cara merekam dari berbagai aktifitas yang sudah kita lakukan di dalam Excel, maupun dibuat dengan cara mengetik sendiri secara langsung. Macro berguna untuk menjalankan berbagai aktifitas yang sering kita lakukan sehari-hari di dalam Excel, sehingga kita tidak perlu lagi mengulangnya secara manual.

Tempat penyimpanan macro dibagi menjadi dua, yakni di dalam workbook itu sendiri (This Workbook dan New Workbook) dan di dalam personal workbook (Personal Macro Workbook). Jika kita menyimpan macro di dalam workbook itu sendiri, maka macro dapat dijalankan hanya oleh workbook tersebut. Namun jika kita menyimpan macro di dalam personal workbook, maka macro dapat dijalankan oleh seluruh workbook yang aktif dibuka pada aplikasi Microsoft Excel.

Merekam Macro
Untuk merekam macro, silahkan ikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik menu Tools --> Macro --> Wild SightRecord New Macro.
2. Ketikan nama macronya, misalnya “TestMacro”.
Shortcut key adalah kombinasi tombol pada keyboard yang dapat kita tekan untuk menjalankan macro ini. Jadi kita tidak perlu membuat ataupun membuka menu untuk menjalankan macro ini. Kotak ini tidak perlu diisi jika macro kita jarang digunakan.
4. Pada kotak Store macro in, terdapat tiga pilihan untuk menyimpan macro, yakni This Workbook, New Workbook dan Personal Macro Workbook. Pilihlah This Workbook jika kita ingin macro disimpan di dalam workbook yang sedang aktif. Pilihlah New Workbook jika kita ingin macro disimpan di dalam workbook baru. Pilihlah Personal Macro Workbook jika kita ingin macro disimpan di dalam workbook Personal.xls. Jika kita simpan macro di dalam Personal Macro Workbook, maka macro yang kita rekam akan dapat dijalankan oleh seluruh workbook yang aktif dibuka pada aplikasi Microsoft Excel.
5. Klik OK, maka segala aktifitas yang kita kerjakan di dalam Excel akan langsung direkam, kemudian dikonversi kedalam procedure di dalam VBA project.
6. Silahkan pilih/blok range A1:B3.

7. Hentikan proses perekaman, yakni dengan cara klik tombol stop.



Melihat/Mengedit Macro
1. Klik menu Tools --> Macro --> Visual Basic Editor.
2. Pilihlah workbook tempat penyimpanan macro yang sudah kita buat ini, lalu pilih Modules, kemudian klik dua kali nama module yang terakhir (pada contoh ini adalah Module1).
3. Maka terlihat disana procedure VBA yang sudah kita lakukan di dalam Excel, yakni memilih range A1:B3.
4. Tambahkan pada baris sebelum End Sub kode sebagai berikut:
MsgBox "Macro Selesai di Run."

5. Close VBA ini, lalu kembali ke workbook kita.

Persiapan Sebelum Menggunakan/Menjalankan Macro
Macro hanya dapat dijalankan jika macro yang kita buat tersebut di aktifkan. Untuk itu, kita harus memberi izin (enable) macro tersebut agar dapat dijalankan di dalam Excel. Silahkan klik menu Tools --> Macro --> Securty. Pilihlah level “Medium”.

Jika kita nanti membuka file Excel yang di dalamnya terdapat macro, maka Excel akan menanyakan apakah macro tersebut akan di disable atau di enable. Jika kita yakin macro tersebut memang kita yang membuatnya, atau mungkin juga orang lain yang membuatnya namun macro tersebut aman, maka pilihlah Enable Macros. Namun jika kita ragu-ragu, yakni macro tersebut mungkin berbahaya, pilih Disable Macros.

Menjalankan/Run Macro
1. Pilih cell A1. Untuk mencoba menjalankan macro yang sudah kita rekam tadi, klik menu Tools --> Macro --> Macros.
2. Pilih macro TestMacro, lalu klik Run.
3. Maka terlihat range A1:B3 diblok secara otomatis. Lalu muncul pesan sebagai berikut:

Untuk tahap selanjutnya, kita dapat membuat macro yang komplek, yang berisi berbagai aktifitas di dalam Excel.

Read Users' Comments (0)

Menjual Program TI

Berapa lamakah dewan direksi atau dewan komisaris kira-kira punya waktu untuk mendengarkan sebuah usulan rencana-rencana TI? 1 jam? 30 menit? 15 menit? Berapa lamakah kita mempersiapkan rencana presentasi rencana program atau proyek TI strategis kita?

Sepertinya pertanyaan di atas remeh. Tapi percayalah, semakin pendek waktu yang dimiliki dewan direksi atau dewan komisaris, dan semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh orang TI untuk presentasi, maka bersiap-siaplah tak akan ada program atau proyek TI strategis TI yang akan disetujui.

Masalahnya seringkali cuma satu: BAHASA

Orang-orang TI seperti kita ini by nature akan menggunakan istilah-istilah TI ketika berbicara dengan manajemen. Tapi mari kita renungkan percakapan singkat berikut ini:

Manajemen: Ya, silakan presentasikan usulan program ERP itu.

Orang TI: Begini pak. Kalau ERP ini kita implementasi, maka kita akan punya sistem yang terintegrasi. Data-data kita lebih aman karena akan terkonsentrasi di kantor pusat, sehingga lebih mudah mengontrolnya. Pemeliharaan sistem TI secara keseluruhan akan lebih mudah. Kita akan lebih punya daya saing.

Manajemen: hmmm..... Saya nggak ngerti teknisnya. Tapi apa manfaat ERP untuk bisnis ini? Bukankah dengan kondisi sekarang kita tetap tumbuh, bisnis kita sehat dan kita saat ini terus leading di market? Mengapa saya harus mengeluarkan uang untuk ERP? Mana perhitungannya bahwa kalau saya keluarkan uang untuk itu maka bisnis ini memang akan semakin baik?

Orang TI: Gubrak........

Ini masalah serius. Karena kalau TI tak lagi punya program atau proyek strategis, tidak ada yang menarik di dunia TI itu. Tiap hari kita hanya akan berkutat pada hal-hal teknis yang sebenarnya tak punya kontribusi signifikan atas bisnis.

***

Dalam sebuah sharing dengan manajemen TI salah satu perusahaan, sebagai awal dari pembahasan Corporate IT Security dibahas topik sederhana: bahasa apa yang tepat untuk IT Security sehingga manajemen memiliki persepsi bahwa IT Security itu penting? RISIKO BISNIS!!! Manajemen tidak akan suka mendengar berbagai terminologi teknis, tetapi akan membuka mata dan telinga ketika mendengar bahwa yang dikelola adalah risiko bisnis. Risiko-risiko di berbagai aset TI akan lebih menarik jika dipresentasikan dalam risiko-risiko proses bisnis.

Mengapa program atau proyek TI seringkali sulit mendapatkan sponsorship dan persetujuan investasi dari manajemen? Kesalahan paling mendasar yang sering dilakukan oleh orang TI adalah terlalu asyik tenggelam dalam menyusun arsitektur TI yang indah dan komprehensif, sampai lupa bagaimana membahasakannya kepada manajemen yang awam terhadap TI.

Dan bahasa yang dimengerti oleh manajemen adalah BENEFIT. Mengapa program ini strategis, apa kaitannya dengan strategi bisnis perusahaan? Apa benefitnya terhadap perusahaan: tangible dan intangible? Berapa cost-nya? Apakah rasio benefit/cost masuk akal? Bahasa seperti ini lebih disukai manajemen, dan bisa disampaikan dengan singkat, lugas dan meyakinkan dalam waktu yang tak terlalu lama. Detailnya? Percayalah, kalau manajemen sudah tertarik bahasa benefit ini, detail bisa carai lain waktu yang lebih lega atau bahkan mempercayakannya saja kepada orang TI.

http://www.transforma-institute.biz

Read Users' Comments (0)

Terima Jasa Pembuatan Program

Terima Jasa Pembuatan Program Aplikasi

Ready Stock
- Inventori (Pengelolaan Data Barang) Harga  100.000 (15 USD)
- AplikasiBengkel Harga  100.000 (15 USD)
- Klinik Kesehatan Harga  100.000 (15 USD)
- Pencatatan Klaim Asuransi Kendaraan Harga  100.000 (15 USD)
- Pencatatan Data Nasabah Harga  100.000 (15 USD)

Source Code dan Database diberikan

Tailor Made, harga tergantung kesepakatan dan tingkat kesulitan

andri.suseno@gmail.com

Read Users' Comments (0)

Kode perkiraan dengan sistem Desimal

Kode perkiraan dengan menggunakan sistem desimal, dan dasar pemberian kode ini dengan 10 unit angka dari 0 (nol) sampai dengan angka 9. Tiap-tiap angka (digit) menunjukkan nama kelompok, golongan, dan jenis perkiraan.
Pada sistem desimal ini kelompok perkiraan beserta kode perkiraannya tertentukan antara lain :
1. Perkiraan dibagi menjadi sepuluh rubrik.
2. Tiap-tiap rubrik dibagi menjadi sepuluh golongan.
3. Setiap golongan dibagi menjadi sepuluh perkiraan
Adapun pembagian rubriknya sebagai berikut:
1. Rubrik 0 : Perkiraan Harta Tetap dan Modal
2. Rubrik 1 : Perkiraan Keuangan
3. Rubrik 2 : Perkiraan Netral
4. Rubrik 3: Perkiraan persediaan bahan baku dan bahan pembantu/bahan penolong, bahan setengah jadi, dan suplies/bahan habis pakai.
5. Rubrik 4 : Jenis-jenis biaya
6. Rubrik 5 : Tempat-tempat beban (biaya)
7. Rubrik 6 : Perkiraan fabrikase (penanggung biaya)
8. Rubrik 7 : Perkiraan persediaan barang jadi
9. Rubrik 8 : perkiraan penghasilan (pendapatan)
10. Rubrik 9 : Perkiraan Laba/Rugi umum
Contoh Rubrik 8 :
• 8 Pendapatan
• 80 Pendapatan Usaha
• 801 Pendapatan dari tour
• 802 Komisi atas penjualan tiket
• 81 Pendapatan diluar Usaha
• 811 Laba dari penjualan inventaris bekas
Kode perkiraan dengan sistem mnemonik
K
ode perkiraan dengan sistem mnemonik ini menggunakan hurup-hurup. Huurp-hurup yang dipergunakan adalah hurup awal dari nama perkiraan yang bersangkutan.
Contoh:
Tabel : 6
Jenis Perkiraan Kode
Aktiva A
Aktiva Lancar AL
Kas AL-K
Piutang AL-P
Utang U
Utang Lancar UL
Utang Jangka Panjang UJP
Kode perkiraan dengan Kombinasi Hurup dan Angka
D
alam pemberian kode akun dengan kombinasi huruf dan angka dapat dilakukan memberikan kode hurup pada kelompok dan golongan akun. Sedangkan untuk jenis akun diberikan kode angka.
Tabel : 7
Jenis Perkiraan Kode
Aktiva A
Aktiva Lancar AL
Kas AL-01
Piutang AL-02
Utang U
Utang Lancar UL
Utang Usaha UL-01
Utang Wesel UL-02
Utang Gaji UL-03

Sumber : www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)

Kode Akun

a) Pengertian Kode Akun
Pernahkah Anda mengirim surat kepada seseorang yang berada di daerah lain? Sebelum surat itu Anda masukkan ke Kantor Pos tentunya Anda lebih dahulu menulis kode pos alamat tujuan bukan? Mengapa penulisan kode pos itu selalu diingatkan oleh petugas pos? Tujuannya tak lain adalah untuk memudahkan pihak pos untuk menyampaikan surat kepada si penerima surat.
Demikian pula halnya dengan kode akun dalam akuntansi. Kode akun itu dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan, pencarian dan penyimpanan serta pembebanan yang dituju pada setiap akun. Jadi apa yang dimaksud dengan kode akun itu? Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka, huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Bagus!
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten, sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru tanpa mengubah kode akun yang sudah ada.
b) Jenis-jenis Kode Akun
Dalam suatu sistem akuntansi perusahaan pemberian kode akun sangat tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi. Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan.
Ada beberapa kode akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka. Dalam modul ini hanya membicarakan dua macam kode akun yang biasa digunakan. Kode akun yang dibahas adalah kode numerial dan kode desimal. Baiklah, sekarang mari kita lanjutkan dengan materi berikutnya.
4-MEMBUAT KODE AKUN
K
ode perkiraan sangat diperlukan sekali guna mempermudah pencarian serta pengelompokkan perkiraan-perkiraan pada buku besar. Pemberian kode perkiraan sangat membantu bagian administrasi ataupun bagian keuangan sebuah perusahaan dalam penyimpanan/pencarian data berbentuk kartu dalam file, selain itu dapat dengan mudah mengambilnya pada waktu akan dilakukan pencatatan selanjutnya.
Di dalam praktek ini kode akun/perkiraan menjadi sekumpulan character yang digunakan untuk kunci memasukkan data (input data), mengidentifikasi perkiraan, menggolong-golongkan perkiraan dan menyaring periraan-perkiraan. Bahkan, kode perkiraan ini menjadi data kunci untuk pembuatan otomatisasi proses akuntansi ini.
Dalam pemberian nomor kode akun (perkiraan) dapat menggunakan huruf, angka atau kombinasi keduanya. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nomor kode yaitu antara lain :
1. Kode akun dibuat secara sederhana dan mudah untuk diingat.
2. Kode akun dalam penggunaannya harus konsisten.
3. Jika ada penambahan akun baru, usahakanlah jangan sampai mengubah kode yang sudah ada.
Pembuatan kode akun/perkiraan dapat diklasifikasikan menjadi :
Kode perkiraan dengan sistem Numeral
K
ode perkiraan dengan sistem nemeral ini merupakan cara untuk mencatatkan kode pada perkiraan dengan menggunakan nomor (angka), penulisan nomor pada tiap-tiap perkiraan dapat dilakukan dengan bebas dan ditulis urut sehingga mudah dimengerti dan dibedakan antara perkiraan satu dengan yang lain.
Kode Nomor Berurutan
Dengan cara ini, akun diberi nomor secara berurutan. Nomor yang digunakan dapat dimulai dari 1, 100, atau sesuai dengan yang diinginkan. Contoh :
Tabel : 1
Nomor Kode Nama Perkiraan Nomor Kode Nama Perkiraan
101 Kas 201 Hutang Dagang
102 Piutang Dagang 202 Hutang Gaji
104 Perlengkapan 301 Modal, Tuan Arif
105 Sewa Dibayar di Muka 302 Prive, Tuan Arif
108 Peralatan Cetak 401 Pendapatan
109 Akum.Peny.Peralatan 402 Ikhtisar Rugi Laba
Kode Kelompok
Dengan cara ini akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok dibagi menjadi golongan dan seterusnya dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, sehingga setiap bagian diberi nomor kode tersendiri.
Kode akun bisa terdiri atas 2,3, atau 4 angka yang masing-masing angka mempunyai arti tersendiri. Misalnya suatu akun diberi kode 111 untuk Kas, maka arti posisi angka sebagai berikut :
Tabel : 2
Nomor Kode Arti
Angka pertama Kelompok Akun
Angka Kedua Golongan Akun
Angka Ketiga Sub Golongan akun
Angka Keempat Jenis Akun
Contoh: 111
1 -> Jenis akun : Kas
1-> Golongan Akun : Harta Lancar
1-> Kelompok Akun : Harta
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh klasifikasi akun secara lengkap beserta kode masing-masing dengan menggunakan 3 angka yang berarti angka ketiga menunjukkan jenisnya!.
1) Harta/Asets
11 Harta Lancar 12 Harta Tetap
111 Kas 121 Tanah
112 Bank 122 Gedung
113 Piutang 123 Peralatan
2) Utang/Liabilities
21 Utang Lancar 22 Utang Jangka Panjang
211 Utang Usaha 221 Utang Obligasi
212 Wesel Bayar 222 Utang Hipotik
213 Sewa yang masih hrs dibayar 223 KMKP
3) Modal
301 Modal Pemilik
4) Pendapatan
41 Pendapatan Operasional 42 Pendapatan Non-Operasional
411 Pendapatan Servis 421 Bunga
412 Pendapatan ……… 422 Laba penjualan alat
5) Beban
51 Beban Operasional 52 Beban Non-Oprasional
511 Bebn Gaji 521 Beban Bunga
512 Beban Iklan 522 Rugi Penjualan alat
Kode Blok
Dalam pemberian nomor kode akun dengan menggunakan kode blok tidak berbeda jauh dengan yang digunakan dalam kode kelompok. Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi menjadi beberapa golongan dan tiap golongan menjadi jenis. Masing-masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda. Sebagai ilustrasi perhatikan contoh berikut :
1) Tiap kelompok diberikan satu blok nomor
Tabel : 3
Kelompok Kode
Harta 100 – 199
Utang 200 – 299
Modal 300 – 399
Pendapatan 400 – 499
Beban 500 – 599
2) Tiap golongan diberikan satu blok nomor
Tabel : 4
Kelompok Kode
Harta Lancar 100 – 149
Harta Tetap 150 – 199
Utang Lancar 200 – 249
Utang Jangka Panjang 250 – 299
3) Tiap jenis diberikan satu nomor kode
Tabel : 5
Kelompok Kode
Kas 100
Piutang 101
Peralatan 150
Kendaraan 151
Utang Usaha 201
Wesel Bayar 202
Utang Obligasi 250
Utang Hipotik 251
Modal 300
Prive 301

Sumber : www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan adalah himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan, seperti kreditur dan sebagainya. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi. Untuk lebih jelas lagi mari Anda perhatikan uraian yang lebih lengkap mengenai tujuan serta unsur-unsur laporan keuangan!

a) Tujuan umum laporan keuangan
1) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan keuangan untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
3) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka mencari laba.
4) Memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
5) Mengemukakan informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi tentang kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

Setelah Anda paham tujuan laporan keuangan, sekarang dilanjutkan mengenai tujuan kualitatif dari informasi keuangan.

b) Tujuan kualitatif informasi keuangan

Informasi keuangan yang disajikan akan bermanfaat tentunya bila memenuhi beberapa kriteria atau standar. Berikut ini beberapa kriteria kualitas informasi keuangan:

1) Relevan

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambilan suatu keputusan, maka informasi demikian tidak ada gunanya, betatapun kualitas lainnya terpenuhi. Oleh karena itu sehubungan dengan relevansi informasi tadi maka perlu dipilih metode pelaporan akuntansi keuangan yang tepat.

2) Dapat diuji

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya informasi keuangan harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.

3) Dapat dimengerti

Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai. Dalam hal ini pihak pemakai informasi juga diharapkan adanya pengertian atau pengetahuan mengenai aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan serta istilahistilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.

4) Netral

Artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada kepentingan umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.

5) Tepat waktu

Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.

6) Daya banding

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.

7) Lengkap

Informasi keuangan lengkap bila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar itu menghendaki pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar tidak menyesatkan pemakainya.

Pada Standar Akuntansi Keuangan juga dijabarkan konsep-konsep dasar akuntansi. Namun perlu diketahui bahwa konsep-konsep dasar akuntansi pada modul ini tidakditerangkan secara rinci dan mendalam. Baiklah, berikut ini Anda dapat melanjutkan dengan materi tentang unsur-unsur laporan, yang akan dijumpai pada materi modul selanjutnya dan dalam praktek memerlukan banyak latihan-latihan yang akan Anda kerjakan.

E. Unsur-unsur Laporan Keuangan suatu Perusahaan

a. Laporan Perhitungan Laba Rugi

Merupakan ringkasan pendapatan (revenue) dan beban (expenses) dari suatu kesatuan usaha untuk periode waktu tertentu.
Cara penyajian laporan laba/rugi, yaitu:
1) memuat secara rinci unsur-unsur pendapatan dan beban,
2) menyusun unsur-unsur tersebut dalam bentuk urutan ke bawah,
3) memisahkan antara pendapatan utama dengan pendapatan usaha lainnya serta pos luar biasa.

Komponen perhitungan laba rugi adalah: penjualan neto, harga pokok penjualan, laba bruto, beban usaha dan beban lain-lain, laba sebelum pos luar biasa, laba sebelum pajak dan laba bersih.
Laba rugi mencerminkan semua pos laba rugi selama satu periode, kecuali koreksi masa lalu. Koreksi masa lalu disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan.

Sebagai pelengkap laporan perhitungan laba rugi sebaiknya disusun laporan perubahan laba yang ditahan. Cara penyajian laporan ini suatu perusahaan, dapat juga digabungkan dengan perhitungan laba rugi, sehingga dengan demikian dapat ditunjukkan sekaligus laba periode tertentu serta perbaikan laba yang ditahan.

b. Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Tujuan penyusunan laporan perubahan posisi keuangan adalah untuk mengikhtisarkan semua pembiayaan dan investasi termasuk seberapa jauh perusahaan telah menghasilkan dana dari usaha selama periode bersangkutan. Dana dapat juga diinterpretasikan sebagai kas atau modal kerja neto yaitu aktiva lancar
dikurangi kewajiban lancar.

Laporan perubahan posisi keuangan harus menunjukkan seluruh aspek penting dari aktivitas pembiayaan dan investasi, tanpa memandang apakah transaksi tersebut berpengaruh langsung pada kas atau unsur-unsur modal kerja lainnya. Transaksi yang tidak mempengaruhi kas/modal kerja secara langsung, tetapi harus tetap ditunjukkan dalam laporan perubahan posisi keuangan, antara lain:
1) pembelian aktiva tetap dengan mengeluarkan saham,
2) konversi utang jangka panjang menjadi modal saham.

c. Neraca

Laporan neraca disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu, berupa harta, kewajiban dan modal pemilik.
Komponen-komponen neraca dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Aktiva:
1) Aktiva lancar
2) Investasi (penyertaan) jangka panjang
3) Aktiva tetap
4) Aktiva yang tidak berwujud
5) Aktiva lain-lain
Kewajiban:
1) Kewajiban lancar
2) Kewajiban jangka panjang
3) Kewajiban lain-lain
Modal:
1) Modal saham
2) Agio saham (premium)
3) Laba yang ditahan
Penyajian laporan di atas adalah pencerminan pos neraca, yaitu:
1) Aktiva diklasifikasikan berdasarkan tingkat likuiditas.
2) Kewajiban diklasifikasikan berdasarkan urutan jatuh tempo.
3) Modal diklasifikasikan berdasarkan sifat kekekalan.

Akun lawan (contra account) atas suatu pos neraca tertentu disajikan sebagai unsur pengurang atas pos neraca yang bersangkutan. Contoh, Akun penyisihan piutang tak tertagih disajikan sebagai pengurangan terhadap jumlah piutang usaha. Akumulasi penyusutan suatu aktiva tetap disajikan sebagai pengurang terhadap jumlah aktiva tetap tersebut, dan lainnya. Pos-pos neraca yang tidak mempunyai contra account, baik aktiva, kewajiban maupun modal disajikan sendiri pada neraca.

F. Penggolongan Akun

Seperti halnya Anda belajar di kelas, tentunya Anda memiliki catatan untuk setiap mata pelajaran bukan? Apa tujuannya? Di sini tujuan adalah agar memudahkan Anda mempersiapkan diri sebelum menempuh ujian. Mengapa demikian? Karena begitu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari bukan? Baiklah, bagaimana dengan transaksi keuangan dalam suatu perusahaan?
Dalam kegiatan dunia usaha setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun dalam jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-masing. Misalnya setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.
Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah komposisi harta, kewajiban dan modal perusahaan.

Secara umum Akun dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di mana saldo akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
b. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdriri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.
Bagaimana?, dengan adanya penggolongan akun secara umum di atas, barangkali Anda ingin mengetahui secara khusus lagi, bagus! Sekarang mari pelajari penggolongan akun secara lebih rinci berikut ini.

Seperti halnya Anda belajar di kelas, tentunya Anda memiliki catatan untuk setiap mata pelajaran bukan? Apa tujuannya? Di sini tujuan adalah agar memudahkan Anda mempersiapkan diri sebelum menempuh ujian. Mengapa demikian? Karena begitu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari bukan? Baiklah, bagaimana dengan transaksi keuangan dalam suatu perusahaan?
Dalam kegiatan dunia usaha setiap hari transaksi terjadi sangat kompleks baik dalam jenis maupun dalam jumlahnya. Kita tahu bahwa makin besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan beragam pula transaksi yang terjadi. Dalam hal ini agar memudahkan pencatatan setiap transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-masing. Misalnya setiap penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran yang disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas.
Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah komposisi harta, kewajiban dan modal perusahaan.
Secara umum Akun dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a. Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, di mana saldo akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
b. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba rugi. Akun nominal terdriri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.
Bagaimana?, dengan adanya penggolongan akun secara umum di atas, barangkali Anda ingin mengetahui secara khusus lagi, bagus! Sekarang mari pelajari penggolongan akun secara lebih rinci berikut ini.

a. Akun Harta (Assets)

Akun Harta (Assets)
Harta (Aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang. Harta merupakan jumlah kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya. Harta dapat dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas) yaitu harta lancar, investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud dan harta-harta lainnya.

1) Harta lancar, adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta yang sangat mudah dijadikan uang atau umur pemakaiannya kurang dari satu tahun. Yang termasuk harta lancar adalah:

a) Kas
Uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo rekening giro perusahaan yang terdapat dalam bank.

b) Surat-surat berharga (efek)
Surat-surat yang dimiliki perusahaan untuk diperjual-belikan. Gunanya untuk memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai.

c) Wesel tagih, adalah piutang yang diperkuat dengan promes.

d) Piutang , adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun badan usaha.

e) Persedian barang dagang, adalah persediaan barang yang tersedia untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi (dalam perusahaan manufaktur).

f) Perlengkapan, adalah barang-barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam setahun. Misalnya
perlengkapan kantor, perlengkapan toko. (biasanya juga disebut bahan habis pakai).

g) Beban dibayar di muka, biaya yang telah dibayar tetapi manfaat dari pembayaran belum diperoleh atau digunakan. Seperti asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka dan iklan dibayar di muka.

2) Penyertaan (Investasi), adalah investasi jangka panjang dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang, atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi umumnya dalam bentuk saham dan obligasi.

3) Harta Tetap, adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan sebagainya.

4) Harta tak berwujud, adalah harta yang tidak mempunyai wujud fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak berwujud antara lain:
Hak paten , yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan.
Hak Cipta , yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan. Misalnya hak cipta lagu.
Goodwill , adalah nama baik perusahaan yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang diproduksi dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.

b. Akun Kewajiban

Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha. Kewajiban ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangkan panjang.

1) Utang Lancar

Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Utang lancar antara lain:
a) Wesel bayar, adalah utang yang disertai promes.
b) Utang usaha atau utang dagang, adalah kewajiban yang timbul karena pembelian jasa atau barang secara kredit.
c) Biaya yang masih harus dibayar, adalah beban yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Misalnya utang sewa, utang gaji dan utang bunga.
d) Pendapatan diterima di muka, adalah kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima lebih dahulu uang sedangkan penyerahan jasa atau barang belum dilakukan.

2) Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau mesin-mesain baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara lain:
a) Utang Bank, adalah pinjaman modal kerja dari Bank untuk perluasan usaha.
b) Utang Hipotik, adalah pinjaman dari Bank dengan jaminan aktiva tetap.
c) Utang Obligasi, adalah utang yang disebabkan perusahaan menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.

3) Utang Lain-lain

Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar maupun utang jangka panjang. Misalnya utang kepada direksi dan utang kepada pemegang saham.

c. Akun Modal

Modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan. Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut dengan modal saham.

d. Akun Pendapatan

Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh perusahaan.
Pendapatan dibedakan atas:

1) Pendapatan Usaha, adalah pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
2) Pendapatan di luar usaha, adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Misalnya pendapatan sewa, pada perusahaan dagang menyewakan sebagian ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha, tetapi disewakan kepada pihak lain.

e. Akun Beban

Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan atas:
1) Beban Usaha, adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan usaha.
2) Beban Lain-lain, adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan
kegiatan pokok usaha. Misalnya beban bunga. Beban (biaya) yang dibayar oleh
perusahaan pada saat tertentu atas pinjaman yang diperoleh dari Bank.




Sumber : www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)

Kewajiban Perusahaan Melaksanakan Pembukuan/Akuntansi di Indonesia

Mengapa Perusahaan diwajibkan melakukan pembukuan/akuntansi? Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap perusahaan didasarkan pada Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 6, yang berbunyi: Tiap-tiap orang yang melakukan/menjalankan perusahaan menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui segala hak dan kewajibannya.

Tujuan yang akan dicapai adalah untuk mendapatkan informasi informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang agar dapat ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya. Selain KUHD pasal 6, juga UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang mewajibkan perusahaan menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan kewajibannya.

Pembukuan yang baik memudahkan pengusaha menghitung laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Begitu pula pembukuan yang diselenggarakan dengan baik akan memungkinkan investor melakukan penilaian keadaan perusahaan apakah sehat atau tidak.

KONSEP DASAR AKUNTANSI, STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN PENGGOLONGAN AKUN

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan pengertian konsep dasar akuntansi dan penggolongan perusahaan;
2. menjelaskan contoh konsep dasar akuntansi;
3. menjelaskan pengertian standar akuntansi keuangan;
4. menjelaskan tujuan umum dari sesuatu laporan keuangan;
5. menjelaskan tujuan kualitatif dari informasi keuangan;
6. menjelaskan unsur-unsur laporan keuangan suatu perusahaan;
7. menjelaskan pengertian akun;
8. membedakan akun riil dan akun nominal;
9. mengelompokkan akun harta, kewajiban, modal, pendapatan dan beban;
10. menjelaskan sifat kode akun;
11. membedakan jenis kode akun numerial dan kode desimal; dan
12. membuat kode akun dengan benar.

A. Konsep Dasar Akuntansi
Konsep dasar akuntansi suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa contoh konsep dasar akuntansi.

1) Konsep Kesatuan Usaha

Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada direksi. Sehingga perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.

2) Konsep Harga Perolehan

Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp.
400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.

3) Konsep Kesinambungan

Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.

4) Konsep Pengukuran dengan Uang

Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta perubahannya.

5) Periode Akuntansi

Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.

6) Penetapan Beban dan Pendapatan

Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu.

B. Penggolongan Perusahaan

Perusahaan biasanya mengambil salah satu bentuk dari tiga jenis badan usaha, dan dalam beberapa kasus, prosedur-prosedur akuntansi akan tergantung dari bentuk badan usaha tersebut. Sekarang bagaimana Anda harus dapat memahami perbedaan antara perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan penjelasan berikut ini.

1. Perusahaan Perorangan

Perusahaan perorangan mempunyai seorang pemilik yang disebut pemilik, dan biasanya sekaligus sebagai manajer. Perusahaan perorangan biasanya berupa perusahaan eceran dan usaha profesional milik pribadi seperti pengacara, dokter dan akuntan. Dari sudut akuntansi, akuntansi setiap perusahaan perorangan dibedakan dengan pemiliknya, sehingga catatan akuntansi dari perusahaan perorangan termasuk catatan kegiatan pribadi pemiliknya juga dibedakan/dipisahkan.

2. Persekutuan (Firma dan CV)

Persekutuan adalah perusahaan yang pemiliknya dua orang atau lebih. Setiap pemilik adalah partner/sekutu. Pemilik yang turut bekerja dalam perusahaan disebut dengan sekutu aktif yang mana bertanggungjawab penuh terhadap perusahaan. Perusahaan ini disebut juga berbentuk Firma.

Bagaimana dengan perusahaan yang berbentuk CV? Pada perusahaan berbentuk CV terdapat (pemilik) sekutu aktif dan sekutu diam. Sekutu diam yaitu sekutu yang tidak bekerja dalam perusahaan dan sekutu aktif turut bekerja dalam perusahaan.
Akuntansi memberlakukan persekutuan sebagai organisasi yang terpisah, yang dibedakan dari kegiatan-kegiatan pribadi setiap sekutu/partner.

3. Persekutuan Terbatas (PT)

Persekutuan Terbatas adalah perusahaan yang dimiliki oleh para pemegang saham. Usaha tersebut akan dapat menjadi Perseroan Terbatas apabila pemerintah telah menyetujui akte pendirian perseroan tersebut.
Sebuah Perseroan Terbatas adalah sebuah badan hukum, yaitu “pribadi buatan” yang memimpin usahanya dengan namanya sendiri. Seperti halnya perusahaan perorangan dan persekutuan, perseroan terbatas juga sebagai organisasi yang keberadaannya terpisah dari para pemiliknya.

Walaupun demikian, dari sudut pandang hukum, perseroan terbatas sangat berbeda dari perusahaan perorangan atau persekutuan. Jika suatu perusahaan perorangan atau persekutuan tidak dapat melunasi utang-utangnya, si pemberi pinjaman dapat menyita kekayaan pribadi pemiliknya untuk menutupi utang-utang perusahaan. Tetapi jika suatu perseroan terbatas menjadi bangkrut, si pemberi pinjaman tidak dapat menyita harta/kekayaan pribadi dari para pemegang saham. Kewajiban pribadi yang terbatas dari para pemegang saham.

Baiklah, sekarang mengapa bentuk perseroan terbatas adalah bentuk yang dominan dalam organisasi usaha? Benar! Orang dapat menanamkan modal dalam PT dengan resiko pribadi yang terbatas.
Bagaimana? Sudah pahamkah Anda dengan beberapa bentuk perusahaan tadi? Agar lebih jelas lagi, Anda dapat membaca buku sumber lain seperti dalam bukubuku ekonomi lainnya. Sekarang dilanjutkan dengan penggolongan transaksi.

C. Transaksi Keuangan

Dalam kehidupan sehari-hari Anda mungkin pernah mengenal istilah transaksi bukan? Apa itu transaksi? Transaksi adalah semua peristiwa ekonomi yang bersifat keuangan. Peristiwa ekonomi ialah peristiwa yang mengakibatkan perubahan susunan harta, utang atau modal perusahaan.
Perlu diketahui bahwa peristiwa ekonomi itu dapat dibedakan 2 macam, yaitu:

1. Transaksi (Transaction)

Transaksi adalah peristiwa ekonomi yang menyangkut dua pihak antara perusahaan dengan pihak luar perusahaan.
Peristiwa ekonomi ini disebut juga transaksi ekstern. Contohnya:
- Membeli perlengkapan kantor dengan tunai.
- Menerima hasil penjualan jasa.
- Membayar utang kepada kreditur.
- Membayar gaji karyawan perusahaan.

2. Kejadian (Event)

Kejadian adalah peristiwa ekonomi yang hanya menyangkut satu pihak (dalam perusahaan) yang disebut juga transaksi intern.
Contoh:
- Perhitungan pemakaian perlengkapan dengan bukti berupa memo dari manajer untuk menghitung pemakaian perlengkapan.
- Penghapusan piutang dengan bukti memo manajer.
- Penyusutan aktiva tetap dengan bukti dari manajer terhadap bagian pembukuan dan sebagainya.

Dari uraian di atas, pahamkah Anda perbedaan transaksi intern dengan transaksi ekstern? Baiklah! Pemahaman Anda dengan materi ini sangat penting, karena berhubungan dengan materi modul berikutnya. Agar lebih jelas lagi, Anda dapat mempelajari kembali transaksi keuangan ini.

Sumber www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (3)

Profesi Akuntansi

Profesi Akuntansi

Perkembangan profesi akuntansi sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain. Misalnya bidang hukum atau bidang teknik. Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Akuntan Publik (Public Accountant)

Akuntan publik adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka ini bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.

b. Akuntan Intern (Internal Accountant)

Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.

c. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).

d. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mangajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

Apa saja persyaratannya bila seseorang ingin memperoleh gelar Akuntan itu? Seseorang itu berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain: Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan, seperti UI, UGM, UNHAS, USU dan sebagainya, atau perguruan tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang telah berhak memberikan gelar Akuntan. Selain itu juga bisa mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang diselenggarakan oleh konsorsium Pendidikan Tinggi Ilmu Ekonomi yang didirikan dengan SK Mendikbud RI tahun 1976.

Dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa gelar Akuntan itu pengakuannya adalah sama dengan gelar profesi lainnya seperti: Pengacara, Dokter, Notaris, dan lainlain. Dan siapa saja bisa memperoleh gelar akuntan tersebut, termasuk Anda sendiri tentunya mulai sekarang harus giat belajar khususnya pelajaran dasar-dasar akuntansi ini.

Sumber : www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)

Kegunaan Informasi Akuntansi

Sebenarnya sebelum mempelajari akuntansi, banyak sekali pertanyaan muncul dalam pikiran seseorang. Seperti orang akan bertanya, apa manfaat yang dapat diambil? Kapan akuntansi itu diperlukan? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang dapat dikemukakan.

Akuntansi menyajikan teknik untuk pengumpulan data. Peran tersebut menjadi bahasa komunikasi ekonomi, baik bagi perorangan maupun badan usaha. Proses penggunaan akuntansi dalam menyajikan informasi kepada para pemakainya dapat Anda lihat pada diagram berikut ini.

Setelah Anda perhatikan diagram di atas, tahukah Anda siapa saja yang menggunakan informasi akuntansi? Jawabannya adalah Investor, Kreditur, Pemerintah, Karyawan dan begitu juga Manajer atau Pemimpin Perusahaan. Jadi informasi akuntansi itu berguna bagi mereka sebagai dasar pengambilan keputusan masing-masing, serta dapat memberikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik, dan mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.

Dengan demikian kegunaan akuntansi yaitu:
a. untuk mendapatkan informasi keuangan perusahaan;
b. untuk mempertanggungjawabkan manajemen kepada pemilik; dan
c. untuk mengetahui perkembangan perusahaan.
5. Bidang Akuntansi

Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin kompleksnya masalah perusahaan yang didorong kemajuan teknologi, bertambahnya peraturan pemerintah terhadap kegiatan perusahaan, maka para Akuntan dituntut untuk mengkhususkan keahliannya dalam bidang akuntansi. Bidang khusus akuntansi itu, apa saja? Baik, mari kita lihat bidang-bidang khusus akuntansi berikut ini!

a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Akuntansi keuangan disebut juga Akuntansi Umum (General Accounting), yaitu akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan transaksi perusahaan dan penyusunan laporan keuangan secara berkala yang berpedoman kepada prinsip akuntansi. Laporan keuangan itu bisa digunakan sebagai informasi intern maupun ekstern perusahaan.

b. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing Accounting)

Akuntansi pemeriksaan merupakan kegiatan akuntansi yang berhubungan dengan pemeriksaan keuangan atau akuntansi umum. Akuntansi publik melakukan pemeriksaan terhadap catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan dengan menyatakan kelayakan dan dapat dipercayainya suatu laporan.

c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk pihak-pihak di dalam perusahaan. Kegunaan akuntansi manajemen antara lain, mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Misalnya dalam hal penetapan harga jual, pembelajaan, metode produksi dan investasi. Bidang akuntansi ini juga mengolah masalah-masalah khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi dengan menggunakan data historis maupun data tafsiran.

d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang menekankan kegiatan pada penetapan biaya dan kontrol atas biaya. Terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Di samping itu salah satu fungsi utama akuntansi biaya adalah pengumpulan dan menganalisa data mengenai biaya, baik yang telah maupun yang akan terjadi untuk digunakan oleh pemimpin perusahaan sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan serta alat untuk membuat rencana di masa mendatang.

e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Bidang akuntansi perpajakan mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak serta mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.

f. Akuntansi Anggaran (Budgeting Accounting)

Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu di masa mendatang serta analisa dan pengontrolannya.

Dengan selesainya pembahasan materi tentang bidang-bidang akuntansi tadi, tentunya telah membuka wawasan Anda bahwa perkembangan akuntansi juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan pesatnya perkembangan dunia usaha. Di mana secara tidak langsung menuntut sumber daya yang berkualitas dan profesional bidang akuntansi, ya bukan? Kemudian persoalannya sekarang akan timbul lagi pertanyaan baru, yaitu apakah tenaga ahli bidang akuntansi itu termasuk tenaga profesional, layaknya seorang yang berprofesi sebagai dokter, pengacara dan notaris? Jawabnya adalah benar! Seseorang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi yang berlatar belakang pendidikan minimal Diploma 3 jurusan Akuntansi. Baiklah sekarang mari kita lanjutkan bahasan tersebut dengan profesi akuntansi.

Sumber www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)

PENGERTIAN SEJARAH PERKEMBANGAN, PEMAKAI DAN BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

PENDAHULUAN

Modul ini merupakan modul akuntansi yang pertama Anda jumpai. Sehingga pertama-tama saya ucapkan selamat atas selesainya Anda mengikuti pendidikan di tingkat SLTP, dan selamat atas keikutsertaan Anda belajar di SMU Terbuka.
Modul ini berisi dua kegiatan: kegiatan 1 tentang pengertian akuntansi, sejarah perkembangan, pemakai informasi akuntansi dan bidang-bidang akuntansi. Kegiatan 2 berisi tentang pengelompokan akun (tata akun), standar akuntansi keuangan serta konsep dasar akuntansi.

Pada akhir modul ini Anda diharapkan dapat memahami struktur dasar akuntansi (pengertian, pemakai, macam-macam akuntansi serta konsep dasar akuntansi). Kegigihan dan ketekunan Anda waktu mengikuti pelajaran di SLTP dahulu juga sangat diharapkan, bahkan hendaknya dapat ditingkatkan lagi dalam mempelajari modul ini.
Untuk mengerjakan modul ini Anda membutuhkan waktu selama 240 menit, termasuk mengerjakan soal-soal dan tes. Alat bantu yang diperlukan adalah berupa alat tulis seperti pulpen, pensil, penggaris dan sebagainya. Sebaiknya Anda tidak melihat kunci jawaban latihan sebelum Anda mempelajari materi modul ini.
Apabila Anda menemui kesulitan dalam mengerjakan soal-soal tes dan latihan, cobalah Anda pelajari kembali materi dengan baik dan sungguh-sungguh, atau Anda coba mendiskusikannya bersama teman-teman Anda!


1. Pengertian Akuntansi
Sudah pernahkah Anda mengenal akuntansi? bila sudah kenal, bagus! Apa itu akuntansi? Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihakpihak yang menggunakan informasi tersebut.

Dari pengertian di atas terkandung tujuan utama akuntansi adalah menghasilkan atau menyajikan informasi ekonomi (economic information) dari suatu kesatuan ekonomi (economic entity) kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu informasi akuntansi itu pada dasarnya menyajikan informasi ekonomi kepada banyak pihak yang memerlukan, sehingga akuntansi juga sering disebut dengan bahasa dunia usaha. Mengapa demikian? Karena akuntansi merupakan alat komunikasi dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya.

Siapa saja pihak-pihak yang memerlukan akuntansi itu? Pihak yang memerlukan akuntansi dapat dibedakan yaitu pihak intern dan pihak ekstern. Baiklah, sebelum melanjutkan alangkah baiknya Anda kembali membaca dan memahami pengertian akuntansi. Setelah itu marilah dilanjutkan dengan materi tentang pemakai akuntansi

Setiap terjadi suatu peristiwa, orang selalu saja bertanya, awalnya bagaimana? Atau seseorang akan berkata ceritanya bagaimana? Begitu juga halnya Akuntansi sering orang bertanya bagaimana sejarah dari akuntansi itu.

Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia itu mulai bisa menghitung dan membuat suatu catatan, yang pada awalnya dulu itu dengan menggunakan batu, kayu, bahkan daun menurut tingkat kebudayaan manusia waktu itu. Pada abad XV terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oleh pedagang-pedagang Venesia. Perkembangan perdagangan ini menyebabkan orang waktu itu memerlukan suatu sistem pencatatan yang lebih baik, sehingga dengan demikian akuntansi juga mulai berkembang.
Setelah itu perkembangan akuntansi juga ditandai dengan adanya seorang yang bernama Lucas Pacioli pada tahun 1494, ahli matematika mengarang sebuah buku yang berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Propotionalita, di mana dalam suatu bab berjudul Tractatus de Computies et Scriptoris yang memperkenalkan dan mengajarkan sistem pembukuan berpasangan yang disebut juga dengan sistem kontinental.

Sistem berpasangan adalah sistem pencatatan semua transaksi ke dalam dua bagian, yaitu debet dan kredit. Kemudian kedua bagian ini diatur sedemikian rupa sehingga selalu seimbang. Cara seperti ini menghasilkan pembukuan yang sistematis dan laporan keuangan yang terpadu, karena perusahaan mendapatkan gambaran tentang laba rugi usaha, kekayaan perusahaan serta hak pemilik.

Pertengahan abad ke 18 terjadi revolusi industri di Inggris yang mendorong pula perkembangan akuntansi, di mana waktu itu para manajer pabrik misalnya, ingin mengetahui biaya produksinya. Sebab dengan mengetahui berapa besar biaya produksi mereka dapat mengawasi efektifitas proses produksi dan menetapkan harga jual. Sejalan dengan itu berkembanglah akuntansi dengan bidang khusus yaitu akuntansi biaya. Akuntansi biaya memfokuskan diri pada pencatatan biaya produksi dan penyediaan informasi bagi manajemen.

Bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia?

Akuntansi di Indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental, seperti yang dipakai di Belanda saat itu. Sistem ini disebut juga dengan tata buku yang sebenarnya tidaklah sama dengan akuntansi, di mana tata buku menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dari proses pencatatan, peringkasan, penggolongan dan aktivitas lain yang bertujuan menciptakan informasi akuntansi berdasarkan pada data. Sedangkan akuntansi menyangkut kegiatan-kegiatan yang bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

Perkembangan selanjutnya tata buku sudah mulai ditinggalkan orang. Di Indonesia perusahaan atau orang semakin banyak menerapkan sistem akuntansi Anglo Saxon. Berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan adanya penanaman modal asing di Indonesia yang membawa dampak positif terhadap perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat (Anglo Saxon). Penyebab lain sebagian besar mereka yang berperan dalam kegiatan perkembangan akuntansi menyelesaikan pendidikannya di Amerika,
kemudian menerapkan ilmu akuntansi itu di Indonesia.

Saat ini sistem Anglo Saxon semakin populer di Indonesia baik dalam pendidikan akuntansi maupun dalam praktek dunia bisnis. Sekarang dapatkah Anda menjelaskan perbedaan antara sistem kontinental dengan sistem Anglo Saxon? Apakah perbedaannya? Untuk lebih jelasnya, mari perhatikan tabel berikut ini!
Perbedaan Akuntansi Sistem Kontinental dengan Anglo Saxon

Dengan memperhatikan peraga - 1 di atas, tentunya Anda sekarang dapat memahami letak perbedaan kedua sistem akuntansi yang berkembang di Indonesia. Baiklah sekarang Anda melanjutkan dengan materi berikutnya.

sumber www.e-dukasi.net

Read Users' Comments (0)